Selasa, 09 Agustus 2016

Penjelasan Tentang Gelombang Otak

Bab I
MEMAHAMI CARA KERJA OTAK

Pernahkah Anda mengalami “bencana” yang datang beruntun
dalam satu hari. Sebagai contoh, ketika Anda harus
memberikan presentasi penting bagi kemajuan karier,
tiba-tiba datang telepon dari rumah yang mengabarkan bahwa
anak Anda yang masih kecil dilarikan ke rumah sakit karena
mendadak badannya panas tinggi.

Lalu ketika berusaha menenangkan diri dengan meneguk
secangkir kopi, tanpa sengaja tangan tersenggol pinggiran
meja sehingga sebagian kopi tumpah ke baju.

Bisa juga saat itu Anda sedang berkonsentrasi penuh karena
sedang menghadapi deadline pekerjaan. Tiba-tiba datang
teman atau kerabat yang butuh pertolongan segera, atau ada
berita menyedihkan yang datang dari orang yang paling kita
sayangi. Tapi mungkin juga, kita memang selalu dikelilingi
oleh orang-orang yang “berbakat” mengubah suasana kerja
atau suasana rumah menjadi tidak menyenangkan.

Di saat muncul banyak masalah, baik di kantor maupun di
rumah, kita cenderung bereaksi dengan panik dan memunculkan
emosi negatif. Padahal kepanikan justru membuat kita
semakin sulit berkonsentrasi. Jika konsentrasi buyar, kita
menjadi semakin cemas.

Apa yang bisa dilakukan dalam kondisi demikian? Sebenarnya
hal-hal semacam itu akan lebih mudah diatasi kalau kita
memahami cara bekerjanya otak. Kita perlu memiliki
ketrampilan mengendalikan gelombang otak yang bisa
memudahkan kita menenangkan diri di saat panik.

Dengan memahami posisi gelombang otak, kita bisa mengatur
mood sehingga selalu merasa bahagia, juga sukses dengan
setiap hal yang kita lakukan.

Untuk mencapai kebahagiaan lewat kendali gelombang otak,
kita bisa belajar dari anak-anak. Pernahkah Anda
memperhatikan anak-anak ketika sedang bermain dengan
teman-temannya? Lihatlah betapa mudahnya mereka tertawa
bahagia. Meskipun mungkin baru saja saling mencakar dan
sama-sama menangis, tapi beberapa menit kemudian mereka
seolah sudah melupakan tangisan dan sudah kembali bermain
bersama dengan kompaknya.

Menurut Erbe Sentanu dari Katahani Institute, hal itu
karena anak-anak masih mudah menyetel gelombang otaknya
memasuki frekuensi alpha-theta. Frekuensi alpha-theta ini
normalnya kita alami ketika sedang rileks, melamun dan
berimajinasi. Berbeda dengan kondisi beta yang dominan
ketika kita dalam kondisi sadar sepenuhnya dan lebih banyak
menggunakan akal pikiran.

Memasuki frekuensi alpha-theta itu sebenarnya merupakan
ketrampilan manusia yang alami. Namun, ketika mulai
sekolah, kita dikondisikan menyetel gelombang otak yang
dominan beta. Jadi, begitu menjadi orang dewasa ,
keterampilan memasuki kondisi alpha-theta itu hilang.

Apalagi tuntutan kehidupan modern membuat pikiran orang
terfokus untuk bekerja keras demi tuntutan materi dan
kehidupan yang konsumtif meskipun terpaksa mengurangi waktu
tidur dan istirahat. Padahal saat tidur manusia seharusnya
merasakan keempat frekuensi. Dari frekuensi beta di mana
kita dalam kesadaran penuh, gelombang otak turun ke alpha
ketika kedua mata tertutup, lalu masuk ke theta, dan
akhirnya ke delta saat kita tertidur pulas tanpa mimpi.
Karena waktu tidur kurang, maka kita cenderung kurang
mengalami kondisi alpha-theta, akibatnya kita makin mudah
stres.

Alfa-Theta, membuat tenang, bahagia dan kreatif. Kemampuan
untuk secara temporer mengubah kesadaran diri satu
frekuensi ke frekuensi yang lain adalah keterampilan yang
sangat penting, karena efeknya akan membantu menyeimbangkan
otak, hati, dan jiwa. Keterampilan itu membuat seseorang
menjadi pandai membaca situasi dan pandai menempatkan diri
dalam suasana apapun sehingga seolah-olah sellau berada di
tempat yang tepat pada waktu yang tepat. Tentunya hal itu
sangat penting untuk mendaki tangga kesuksesan dan mencapai
kebahagiaan.

Ketika masalah berdatangan dan mulai merasa stres, itulah
saat yang tepat untuk mulai rileks,menurunkan vibrasi otak
dan memasuki frekuensi alpha-theta. Begitu juga ketika
pekerjaan kita membutuhkan pikiran-pikiran kreatif.
Memasuki kedua frekuensi itu akan membantu memunculkan
inspirasi yang kita butuhkan.

Menarik lagi, kedua frekuensi tersebut juga merupakan pintu
gerbang menuju pikiran bawah sadar yang dibutuhkan untuk
melakukan self hypnosis, mendapatkan intuisi dan melakukan
penyembuhan. Masalahnya bagaimana caranya memasuki
frekuensi alpha-theta dengan cepat?

Sebenarnya usaha untuk memasuki level alpha-theta secara
sadar telah dilakukan orang sejak lama, yaitu dengan
kebiasaan berdzikir yang membuat doa makin khusyuk,
latihan-latihan meditasi, yoga, atau taichi.

Latihan-latihan itu bisa sangat membantu meningkatkan
kemampuan kita untuk mengubah kesadaran otak. Para
penyembuh yang menggunakan energi dan tenaga dalam, karena
tuntutan pekerjaannya umumnya telah menuai ketrampilan ini
secara otomatis.

Menurut Erbe Sentanu, selain cara-cara tersebut, otak juga
bisa dilatih dengan teknologi audio yang disebutnya digital
prayer. Teknologi berupa CD ini berisi bunyi-bunyian yang
menimbulkan gelombang tertentu yang dengan mudah akan
diterima otak.

Caranya yaitu dengan melakukan entertainment. Yaitu istilah
yang digunakan untuk melatih belahan otak kiri dan otak
kanan agar mau bekerja sama dengan baik. Otak dengan
tingkat kerjasama yang tinggi, umumnya akan membuat orang
melihat kehidupan dengan lebih objektif, tanpa ketakitan
dan kecemasan.

Selain lebih mudah memasuki kondisi khusuk atau rileks yang
dalam, juga memiliki kemampuan memfokuskan konsentrasi yang
lebih baik. Selain itu karena kondisinya lebih sinkron dan
seirama, otak akan mengeluarkan senyawa kimia penyebab rasa
nyaman dan nikmat dalam jumlah besar sehingga terjadi
relaksasi secara alami. Nampaknya mereka yang tidak
terbiasa dengan latihan-latihan meditasi, yoga, tai chi,
dan lainnya cara ini bisa membantu.

Bab 2 MEREKAYASA GELOMBANG OTAK

Kemampuan manusia ternyata sungguh hebat, termasuk juga
kemampuan untuk merekayasa gelombang otaknya. Ini berarti
manusia memiliki hak untuk mengatur bagaimana dia bisa
bahagia, sedih, stress dan juga mengatur otaknya agar
memiliki kemampuan super.

Salah satu rekayasa otak yang kini sedang dipopolerkan di
Jakarta adalah MindGym. Konon, menurut pendirinya, inilah
pusat kebugaran otak satu-satunya di Indonesia, bahkan
mungkin dunia. Di tempat ini tersedia berbagai macam sarana
modern sebagai penunjangnya.

MindGym nama tempat itu. Ia serupa tapi tak sama dengan
sport center atau fitness center. Bedanya, yang satu tempat
untuk memelihara dan meningkatkan kebugaran pikiran, yang
lain untuk kebugaran jasmani.

Lalu apa bedanya dengan spa yang juga biasa disediakan oleh
hotel-hotel besar? “Spa itu merupakan health club dengan
tujuan membuat tubuh langsing. Di sana orang berdiet,
menjaga kesehatan, dan menghilangkan stres,” kata Api Surya
Winata, pemilik sekaligus pengelola MindGym di Hotel
Kebayoran, Kebayoran Baru, Jakarta.

Sedangkan MindGym, menurut dia, lebih merupakan tempat
latihan untuk memelihara dan meningkatkan kebugaran
pikiran. Peralatan penunjang yang tersedia di tempat itu
menjadi lain pula. Ada lebih dari 10 macam alat, di
antaranya VibraSound Table, FloatTank, OxygenBar, kursi dan
ranjang goyang IMS, dan kursi pijat. Beberapa dari
peralatan era abad XXI yang disebut mind machine itu
didatangkan dari Amerika Serikat, Belgia, Australia, dan
Jerman. Produk dalam negeri juga ada, misalnya kursi pijat.
“Dengan berbagai peralatan tersebut, kemampuan atau daya
pikir, kreativitas, bisa ditingkatkan,” kata Surya Winata.

Konon, pusat kebugaran pikiran MindGym tersebut merupakan
satu-satunya di Indonesia, bahkan mungkin di dunia. “Di
Amerika sendiri tidak ada MindGym, yang ada float station
center. Sarana yang ada cuma FloatTank. Di sebuah hotel di
Singapura dan Thailand juga cuma terdapat satu FloatTank.
Sementara MindGym di Hotel Kebayoran, Jakarta, memiliki
tiga FloatTank plus beberapa alat penunjang lain,” kata
Surya Winata.

Daya pikir maupun kreativitas dipengaruhi oleh perkembangan
harmonis antara belahan otak kiri (yang bertanggung jawab
atas daya pikir logis) dan otak kanan (yang bertanggung
jawab atas daya imajinasi). Dalam hal ini, katanya, MindGym
menyediakan sarana yang bisa mengembangkan kedua bagian
otak.

Selain itu, tambah Surya Winata, pusat kebugaran pikiran
ini juga bisa menciptakan “dunia” lain di luar rutinitas
sehari-hari. Kejenuhan menghadapi rutinitas sehari-hari
yang melahirkan stres bisa dihilangkan sehingga pikiran
jadi tenang dan rileks.

“Jangan terpaku pada alunan musiknya, tetapi rasakan
getaran yang ditimbulkan. Nikmati dengan rileks,” kata Api
Surya Winata ketika kami mencoba peralatan yang disebut
VibraSound Table di MindGym.

Alat itu berupa ranjang dengan kasur air (water bed),
tetapi bagian pinggirnya dikelilingi ruang berudara. Di
bagian bawah ranjang dipasang empat buah perangkat pengeras
suara yang mengalunkan musik. Sembari leyeh-leyeh
mendengarkan musik, orang yang berbaring di atas VibraSound
merasa seolah-olah seluruh tubuhnya dipijat. Efek getaran
(vibrasi) khusus yang dirasakan seperti pijatan itu akibat
suara musik yang merambat dan menggetarkan media air dalam
kasur air.

“Seluruh tubuh serasa dipijat secara serentak. Badan merasa
rileks dan gampang tidur. Karena itu alat ini baik bagi
penderita insomnia. Dengan berbaring di atasnya, orang yang
susah tidur menjadi cepat pulas dan bermimpi,” jelas Surya
Winata. Makanya, tidak salah kalau alat itu juga dijuluki
dream machine.

Efek getaran itu, menurut Surya Winata, ibaratnya sampai
menembus tulang sumsum karena menjadikan tubuh mencapai
suasana rileks yang sempurna dan total. “Dalam kondisi
rileks, stres akan hilang dengan sendirinya. Otak pun
menjadi lebih sehat dan daya pikir menjadi lebih jernih dan
tambah kreatif.”

Ada juga peralatan yang fungsinya senada dengan VibraSound
alias “ranjang getar”, hanya saja bentuknya berupa kursi
dan ranjang. Istilahnya kursi dan ranjang Integrative
Motion System (IMS). “Kursi dan ranjang IMS itu dapat
mengintegrasikan belahan otak kiri dan otak kanan sehingga
bisa bekerja lebih harmonis,” ujar Surya Winata.

Begitu diaktifkan, kursi dan ranjang IMS akan memberikan
efek getaran dan goyangan lembut beraturan, mengikuti gerak
irama musik tertentu. Namun goyangan itu tidak membuat
pusing atau mabuk (motion sickness) seperti kalau naik
kendaraan darat, laut, atau udara. Sebaliknya, justru
memperlancar peredaran darah. “Aliran darah terasa melaju
sampai ke ujung-ujung jari, bahkan sampai ke otak. Dengan
begitu otak memperoleh pasokan oksigen lebih banyak,”
jelasnya.

Seperti diketahui, oksigen sangat berguna dan penting bagi
kehidupan otak. Volume otak manusia memang hanya sekitar 2%
dari berat badan, namun otak membutuhkan oksigen sebanyak
25% dari seluruh O2 yang masuk ke dalam tubuh. Dengan
menggunakan perangkat itu, O2 akan lebih banyak mengalir ke
otak. Jadi, lanjutnya, kursi dan ranjang getar IMS
berfungsi memacu dan melancarkan aliran darah untuk membawa
O2 ke seluruh tubuh secara sempurna.

Pasokan oksigen yang cukup menjadikan otak lebih sehat.
“Otak yang lebih sehat mampu berpikir lebih sempurna dan
lebih kreatif. Otak kiri dan otak kanan lebih harmonis.
Makanya, alat itu sering disebut mind machine.”

VibraSound Table maupun kursi dan ranjang IMS sama-sama
memberikan sensasi yang tidak pernah dirasakan sebelumnya.
Sensasi itu, kata Surya Winata, muncul gara-gara adanya
endorphin dalam tubuh – suatu hormon yang menimbulkan
perasaan senang. “Tubuh merupakan electrical unit dan juga
kumpulan getaran. Jadi, tubuh juga akan merasakan ’senang’
kalau menerima getaran yang sesuai,” ujarnya.

MindGym juga menyediakan sarana untuk “mengapung”
(floating) di atas permukaan air atau di atas kasur air.
Kalau ingin mengapung di permukaan air, bisa dicoba
FloatTank. Alat yang menjadi primadona MindGym ini
menyerupai bak mandi di dalam ruang kedap suara, tanpa
cahaya, dan bebas dari pengaruh gravitasi bumi.

FloatTank berisi larutan air garam khusus dengan berat
jenis (BJ) 1,3. Dengan demikian tubuh manusia yang berat
jenisnya 1 tidak akan tenggelam, tetapi mengapung di
permukaannya. “Badan seakan-akan kehilangan bobot. Pada
kondisi demikian, otak terbebas dari beban balancing,” kata
Api Surya Winata. Dalam keadaan biasa 85% fungsi otak
terganggu oleh keinginan untuk melakukan penyeimbangan
(balancing).

Menurut seorang dokter dari AS, demikian Surya Winata,
kalau tidak dibebani balancing, otak akan mampu bekerja
lebih sempurna. FloatTank, katanya, merupakan salah satu
cara untuk bisa mencapai kondisi otak tanpa beban demikian.

Pada saat mengapung selama beberapa menit di dalam
FloatTank, tubuh serasa mengikuti aliran kosmik. “Dengan
begitu gelombang otak (brainwave) akan mudah berubah dari
gelombang beta menjadi alfa, kemudian theta, dan akhirnya
mencapai gelombang delta – kondisi yang menjadikan gampang
tidur,” jelas Surya Winata. Makanya, FloatTank dijuluki
instant yoga. Selain mengoptimalkan kemampuan otak dan
meningkatkan kreativitas otak, FloatTank juga menjadi
sarana untuk mencapai top performance level atau kondisi
puncak penampilan.

Kalau enggan berbasah-basah, bisa mencoba DryFloat. Sarana
ini berupa kasur air (water bed) yang memungkinkan
seseorang “mengapung” tapi badan tetap kering. Badan
dibiarkan berbaring rileks di atas kasur air, dan kemudian
diputarkan musik bersuasana suara unsur-unsur alam. Ada
suara angin, jangkrik, kodok, deburan ombak, gemericik air
terjun, dsb.

“Alunan musik suara alam (back to nature music) membawa
otak manusia ke suasana yang benar-benar rileks. Tidak ada
tekanan atau beban lagi. Otak menjadi lebih sehat dan
pikiran pun jernih sehingga mampu memecahkan berbagai macam
problem,” tutur Surya Winata.

Konon, bersantai di DryFloat sambil menikmati alunan musik
suara alam juga bisa melahirkan ilham. Makanya, DryFloat
juga disebut ThinkWell. “Tempat untuk menggali ide atau
gagasan yang berguna. Di sana otak bisa berpikir dengan
baik. Untuk memperoleh ide yang luar biasa, otak mesti
dalam suasana tenang. Otak yang lelah tidak mungkin dipaksa
terus bekerja dan berkreasi. Ia perlu istirahat; bebas dari
tekanan,” tuturnya.

Menurut Surya Winata, FloatTank, juga dapat mempercantik
kulit. “Dengan floating, wanita akan tampak lebih cantik
dan lebih muda. Ada dasar ilmiahnya. Stres hilang,
otot-otot di bagian wajah pun menjadi lebih rileks. Jadi,
selain otak encer, tampilan luar pun tambah cantik,”
katanya.

Kalau ingin tampak makin segar lagi bisa mencoba OxygenBar.
Bar menyediakan oksigen murni 85% yang disalurkan dari
tabung oksigen ke bola kaca. “Dengan mengirup oksigen murni
lewat globe kaca itu selama 15 menit, tubuh menjadi lebih
segar,” ujar Surya Winata sembari menambahkan, bar semacam
ini cukup populer di Jepang.

Kalau Anda ingin mengenali jati diri atau bermeditasi, di
arena MindGym juga tersedia sarana penunjang yang dinamai
MirrorChamber. Ia berupa sebuah ruang khusus berbentuk
kubus dan berdinding kaca cermin. Di dalamnya terdapat
genta yang bila dibunyikan akan menimbulkan efek getaran
(gelombang) suara dengan frekuensi tertentu.

Getaran itu akan mempercepat pikiran mencapai suasana
hening. Hanya dengan duduk bersila di dalam MirrorChamber,
efek getaran suara genta akan cepat membawa ke suasana
meditasi. Getaran gelombang beta akan cepat masuk ke
gelombang alfa, gelombang theta, dan akhirnya sampai
gelombang delta.

Gelombang theta, menurut Surya Winata, merupakan gelombang
otak (brainwave) paling kreatif. Sayang sekali jarang yang
bisa berlama-lama berada pada gelombang ini. Sebab, begitu
berada pada gelombang theta, sebentar kemudian segera
terseret masuk ke alam tidur (gelombang delta). Kalau bisa
tetap berada pada gelombang theta (antara alam tidur dan
melek), itu saat yang paling kreatif.

Suasana meditasi juga bisa dirasakan ketika duduk bersemedi
di bawah PyramidPower. Sarana berupa bidang piramida ini
juga cepat membawa ke “dunia” atau dimensi lain.
MirrorChamber dan PyramidPower sebenarnya merupakan
jembatan menuju ke suasana spiritual sehingga keduanya juga
disebut sarana instant yoga.

“MirrorChamber dan PyramidPower akan membawa kita keluar
dari dimensi ruang dan waktu, kemudian masuk ke dimensi
lain. Keduanya sebagai sarana untuk lepas dari suasana
duniawi,” kata Noerhadi, konsultan supranatural Hotel
Kebayoran. “Pikiran yang ruwet dan gelisah pun akan menjadi
tenang. Hening.”

Untuk mencapai ketenangan, cukup dengan duduk bersimpuh di
bawah bidang PyramidPower. “Tarik napas perlahan sampai tak
terasa bernapas lagi. Kemudian, blek orang itu pun tertidur
pulas,” tutur Noerhadi.

Kedua sarana meditasi itu, menurut Surya Winata, akan
membantu otak bekerja lebih tenang. Otak kiri dan otak
kanan lebih menyatu dan harmonis.

Saat ini MindGym baru diminati kalangan tertentu, terutama
para ilmuwan luar negeri, staf kedutaan besar, dan
pengunjung hotel. Pusat kebugaran pikiran ini dibuka pagi,
siang, dan sore. Mulai pukul 06.00 – 23.00 WIB.

“Tarifnya AS $ 20 – 50 per 45 menit. Bagi pengunjung hotel
ada korting 50%,” kata Api Surya Winata, pendiri “MindGym”
sekaligus general manajer Hotel Kebayoran. “Lama terapi
setiap alat idealnya 45 menit. Tapi ada juga yang karena
keenakan sampai berjam-jam.”

Pengunjung MindGym tidak harus menggunakan semua peralatan
yang ada. Ibarat masuk ke restoran, mereka dipersilakan
memesan menu makanan sesuai selera dan kemampuan perut.
Demikian pula di arena MindGym mereka bebas mencoba sarana
yang tersedia. Pilih mana yang disukai dan dianggap paling
cocok. Tapi boleh-boleh saja kalau ingin mencoba semua
peralatan yang ada.

Meski jenis peralatan sudah cukup lengkap, menurut Api
Surya Winata, pusat kebugaran pikiran MindGym ini belum
dibuka secara resmi. “Masih menunggu saat yang tepat,”
katanya.

Sebagaimana telah dipaparkan di atas, bahwa berdasarkan
pemeriksaan dilaboratium, rumah sakit, atau pusat2
penelititan fungsi otak manusia, di Amerika, Eropah bahkan
di Asia, bahwa otak (pusat syaraf) manusia, dapat
diperiksa, dimonitor bahkan dapat direkam mempergunakan
peralatan, yang disebut EEG atau electroencephalogram dan
juga BRAIN MAPPING.

Perbedaannya adalah bahwa Brain Mapping hanya memeriksa
secara FISIK , gangguan, kerusakan atau kecacatan otak
(pusat syaraf) tersebut, misalkan “tumor (kanker) otak,
pecahnya pembulu darah otak (struck), benturan pada kepala
dan seterusnya.”

Sedangkan EEG (electroencephalogram) , yang diperiksa,
dimonitor dan direkam adalah GETARAN, frekwensi, sinyal
atau GELOMBANG otaknya, yang kemudian di-“klasifikasi” kan
kedalam beberapa kondisi kesadaran, bawah sadar, keadaan
tidur atau mimpi dan seterusnya

Getaran atau frekwensi adalah jumlah pulsa (impuls)
perdetik dengan satuan hz (khz atau Mhz), contoh frekwensi
jala-jala listrik PLN untuk perumahan di-Indonesia adalah
(50 Hz) pada tegangan 220/380 Volt AC.

Berdasarkan riset selama bertahun tahun, terutama
di-Amerika, Eropah dan juga di Asia bahwa getaran/frekwensi
otak (pusat syaraf) pada manusia, berbeda untuk setiap fase
( sadar, tidur ringan, tidur lelap/nyenyak,
kesurupan/trance, panik ), sehingga beberapa ahli (dokter)
dalam bidang kejiwaan/psikiater, ( neurophysiologic ) dan
dokter syaraf membuat suatu komitmen dan perjanjian sebagai
berikut :

Getaran/Frekwensi : • Gamma 16 Hz ~ 100 Hz • Beta > 12 Hz •
SMR (SensoriMotor Rhythm) 12 Hz ~ 16 Hz • Alpha ( Berger ’s
wave) 8 Hz ~ 12 Hz • Theta 4 Hz ~ 8 Hz • Delta 0.5 Hz ~ 4
Hz Sebenarnya keseluruhan frekwensi tersebut bergabung
secara acak (berinterferensi), namun dengan EEG, frekwensi
gelombang ini dapat dianalisa dan diuraikan satu persatu
dengan catatan bahwa pada saat diukur, frekwensi mana yang
paling dominan, serta memiliki amplitudo tertinggi, itulah
yang dianggap dan berada pada fase tersebut, apakah fase
Beta, Alpha, Theta atau Delta dan seterusnya

Amplitudonya diukur dan berkisar antara 1 ~ 50 uVolt
(microVolt), sedangkan arus listriknya tidak
diperhitungkan.

GAMMA wave ( 16 hz ~ 100 hz ) Adalah getaran pusat syaraf
(otak) yang terjadi pada saat seseorang mengalami “
aktifitas mental yang sangat tinggi”, misalnya sedang
berada di arena pertandingan, perebutan kejuaraan, tampil
dimuka umum, sangat panik, ketakutan, “nerveus”, kondisi
ini dalam kesadaran penuh.

Gamma wave – EEG scan

Berdasarkan penyelidikan Dr. Jeffrey. D. Thompson.
D.C.B.F.A (Center for acoustic research) di atas gamma
sebenarnya masih ada lagi yaitu gelombang Hypergamma (
tepat 100 Hz ) dan gelombang Lambda (tepat 200 Hz), akan
berpengaruh pada kemampuan SUPRANATURAL, METAFISIKA dan
LEVITASI.

BETA wave ( diatas 12 hz atau dari 12 hz s/d 19 hz ) Adalah
getaran pusat syaraf (otak) yang terjadi pada saat
seseorang mengalami “ aktifitas mental yang sadar penuh dan
normal “ aktif, konsentrasi penuh dan dapat dibagi pula
menjadi 3 kelompok, yaitu highbeta ( 19 Hz + ) yang
overlap/transisi dengan getaran gamma , lalu getaran beta (
15 hz ~ 18 hz ), juga overlap/transisi dengan getaran
gamma, selanjutnya lowbeta (12 hz ~ 15 hz).

Beta wave – EEG scan

SMR wave atau SensoriMotor Rhytm ( 12 hz ~ 16 hz ) SMR
sebenarnya masih masuk kelompok getaran lowbeta, namun
mendapatkan perhatian khusus dan juga baru dipelajari
secara mendalam akhir2 ini oleh para ahli, karena penderita
epilepsy , ADHD , ( Attention Deficit and Hyperactivity
Disorder juga disebut ADD-Attention Deficit Disorder) dan
autism tidak memiliki dan tidak mampu ber-“konsentrasi
penuh” atau “fokus” pada suatu hal yang dianggap penting,
dengan perkataan lain otak (pusat syaraf) sedikit bahkan
tidak sama sekali menghasilkan getaran SMR . Sehingga
setiap pengobatan, baik jiwa maupun fisiknya, ditujukan
agar merespon getaran SMR tersebut, biasanya diaktifkan
dengan biofeedback/neurofeedback .

SMR / SensoriMotor Rhytm – EEG scan

ALPHA wave ( 8 hz ~ 12 hz ) Adalah gelombang pusat syaraf
(otak) yang terjadi pada saat seseorang yang mengalami
“releksasi” atau mulai istirahat dengan tanda2 mata mulai
menutup atau mulai mengantuk, atau suatu fase dari keadaan
sadar menjadi tak sadar (atau bawah sadar), namun tetap
sadar (walaupun kelopak mata tertutup), disinilah saat2
penting dimana seorang ahli hipnotis, mulai melakukan
aktifitas hipnotisnya untuk memberikan sugesti kepada
pasiennya sesuai perintah yang direncanakan kepada yang
dihipnotis (objek)

Pada tahap permulaan MEDITASI (meditasi ringan) juga akan
memasuki fase gelombang alpha.

Alpha wave – EEG scan

Frekwensi alpha 8 ~ 12 hz , merupakan frekwensi pengendali,
penghubung dan melakukan aktifitas yang berpusat di-sel2
thalamic (electrical activity of thalamic pacemaker cells )
The thalamus (from Greek = bedroom, chamber) is a pair and
symmetric part of the brain. It constitutes the main part
of the diencephalon . The diencephalon is the region of the
brain that includes the thalamus , hypothalamus ,
epithalamus , prethalamus or subthalamus and pretectum . It
is derived from the prosencephalon . The diencephalon is
located at the midline of the brain, above the
mesencephalon of the brain stem . The diencephalon contains
the zona limitans intrathalamica as morphological boundary
and signalling centre between the prethalamus and the
thalamus.

Frekwensi alpha, 8 hz merupakan fase dan pintu masuk
(gate-away) dari keadaan sadar menjadi tak sadar (bawah
sadar) dan pintu masuk ke fase gelombang Theta ( 4 hz ~ 8
hz ), biasanya kondisi di tingkatan ini tidak berlangsung
lama, dibanding dengan tingkatan lainnya ( gamma, beta,
theta dan delta wave), namun merupakan bagian penting
terutama bagi penderita ADHD , pada saat melakukan
latihan-latihan dan pengobatan neurotherapy atau
neurofeedback .

THETA wave ( 4 hz ~ 8 hz ) Adalah getaran pusat syaraf
(otak) yang terjadi pada saat seseorang yang mengalami “
keadaan tidak sadar atau tidur ringan ” atau sangat
mengantuk , tanda2nya napas mulai melambat, dalam dan
panjang, dibandingkan biasanya.

Jika dalam keadaan sadar (tidak tidur), kondisi ini masuk
kefase atau dibawah pengaruh “trance”, kesurupan, hipnosis,
MEDITASI DALAM, atau sedang menjalani ritual2 agama, atau
mengalirnya tenaga psikologi (Prana/Yoga, Reiki, Chi, Chi
Kung).

Dalam kondisi yang sadar (tidak tidur dan tidak dibawah
pengaruh hipnotis, kesurupan atau epilepsi), seorang anak
yang normal ( < 12 th) masih dapat memiliki getaran
frekwensi theta, akan hilang sedikit demi sedikit setelah
menjelang dewasa (kecuali pada saat menjelang tidur)

Theta wave – EEG scan

Seorang anak (terutama bayi dan balita), rata2 tidur lebih
dari 12 jam setiap harinya, sehingga pada pusat syarafnya
(otak) lebih banyak masuk dalam fase gelombang theta dan
gelombang delta, ketimbang gelombang beta dan alpha,
sehingga dalam kehidupan nyata sehari-harinya, lebih banyak
cara berpikir yang tidak masuk akal (ber-angan2 atau
seperti bermimpi walaupun dalam kondisi sadar) dan sedikit
demi sedikit akan berubah setelah menjelang remaja/dewasa.

Berdasarkan penyelidikan para ahli, bahwa banyak terjadi
kecelakaan pesawat udara, tabrakan, kebakaran, kecelakaan
kapal laut, biasanya anak balita selamat (walaupun tidak
selalu terjadi), ini dikarenakan anak2 mudah memasuk fase2
gelombang theta yang lama dan permanen, baik dalam keadaan
tidur, maupun sadar, sehingga pada gelombang2 theta inilah
terjadi mukjijat atau keajaiban, artinya ada tangan2 ajaib
yang tak terlihat yang menolong anak2 ini dari kecelakaan.

Anak INDIGO ( anak super cerdas dan memiliki indra ke-enam
/ ESP /Extra sensory perception), juga termasuk yang mudah
memasuki fase gelombang theta yang cukup lama dan dapat
permanen.

Komunikasi dengan TUHAN juga akan terjadi apabila sebagai
manusia biasa dapat memasuki fase gelombang theta (batas
alpha – theta), misalnya pada saat kita berdoa, meditasi,
melakukan ritual2 agama (apapun agamanya), sadar atau tidak
sadar, mengerti atau tidak mengerti mengenai gelombang
theta, apabila getaran otaknya diukur dengan EEG, maka
dapat dipastikan bahwa pada saat itu sedang masuk difase
gelombang theta (batas alpha-theta), sehingga bagi para
ahli, akan berpendapat bahwa disetiap otak manusia ada
terdapat yang disebut “GOD SPOT”

Sedangkan dalam kondisi tidur normal, seseorang pasti akan
memasuki fase gelombang theta, walaupun hanya sebentar
terutama secara periodik akan berpindah/bergeser
ke-gelombang delta dan kembali ke theta berkali-kali
diikuti getaran pelopak mata yang dikenal dengan REM (
rapid eyes movement ) dan Non REM atau NREM ( non rapid
eyes movement ) selama tidur normal 7 ~ 8 jam perhari
(lihat grafik dibawah), pada stage 1 dan 2 .

Schumann Resonance ( 7.83 Hz) Schumann Resonance adalah
getaran alam semesta pada frekwensi 7.83 Hz , yang juga
masuk dalam kelompok gelombang theta, dianggap sebagai
suatu keadaan mental seseorang yang apabila otak (pusat
syaraf) nya mampu mengikuti resonansi ini akan masuk
keadaan supranatural . ( ESP-extra sensory perception,
hipnotis, telepati dan fenomena serta aktifitas mental
lainnya)

Sedangkan Schumann resonance serta frekwensi diatasnya
masuk kelompok frekwensi ELF (extremely low frequency pada
bandwith 3 ~ 30 hz dan frekwensi infrasonic )

DELTA wave ( 0.5 hz ~ 4 hz ) Adalah getaran pusat syaraf
(otak) yang memiliki amplitudo yang besar dan frekwensi
yang rendah, biasanya < 3 hz, yang terjadi pada saat
seseorang yang mengalami “ keadaan tidur sangat lelap” atau
anak dibawah usia 13 th ketika dalam keadaan sadar penuh.
Dalam keadaan normal, seorang dewasa yang sedang tidur pada
malam hari (lihat grafik dibawah), pada stage 3 dan 4 ,
NREM bukan pada stage 1 dan 2.

Delta wave – EEG scan

Akhirnya berdasarkan penyelidikan para ahli, bahwa
seseorang yang menderita atau gangguan otak (fisik,
benturan otak, pendarahan otak dan koma), maka fase getaran
yang terjadi akan didominasi oleh gelombang delta.

Diagram tingkatan tidur ringan dan tidur dalam

Penemuan baru dibidang frekwensi dan gelombang otak manusia
oleh Dr. Jeffrey D. Thompson, D.C., B.F.A . ,dari
Neuroacoustic research, bahwa masih ada gelombang dan
frekwensi lain dibawah delta, atau dibawah 0.5 hz, yaitu
frekwensi EPSILON, yang juga sangat mempengaruhi aktifitas
mental seseorang dalam kemampuan supranatural, seperti pada
gelombang theta diatas.

METODE RESONANSI dan STIMULASI GELOMBANG OTAK

Resonansi pada garpu tala. Jika ada 2 buah garpu tala yang
senada, apabila salah satu garpu tala diketuk T1
(digetarkan), lalu didekatkan tanpa menyentuhnya kepada
garpu tala lain T2 , yang diam, maka garpu tala yang lain
ini akan ikut bergetar, dengan nada yang sama. Maka garpu
tala T2 disebut beresonansi (ikut bergetar) dengan garpu
tala T1 .

Dua garpu tala yang beresonansi. Frequency Following
Response (FFR) adalah respon dari otak yang mengikuti
sinyal2 baik suara (audio) yang melalui telinga, maupun
gambar ( visual ) melalui mata (terbuka/tertutup), dari
luar tubuh, yang diinjeksikan atau dimasukan (BrainWave
entrainment) berupa getaran atau gelombang yang mencapai
target frekwensi/gelombang yang diinginkan (meditasi,
penyembuhan, tidur nyenyak, belajar cepat dan seterusnya
atau alpha,theta dst).

Bandingkan dengan resonansi garpu tala ( resonansi terjadi
pada benda2 bergetar sedangkan FFR terjadi pada pusat
syaraf/otak).

Resonansi pada otak dan pusat syaraf. Demikian pula dalam
halnya pusat syaraf (otak) manusia, dengan diketahuinya
setiap tingkat getaran/gelombang otak manusia yang mampu
mengikuti (beresonansi) dari getaran suara (audio) melalui
telinga dan gambar (visual) melalui mata, atau sinyal
lainnya melalui alat peraba/perasa (tangan, tubuh, di
belakang telinga), maka dapat diatur sekehendak kita untuk
mencapai target2 aktifitas mental yang dikehendakinya
(meningkatkan IQ, belajar cepat, meditasi, aktifitas2
supranatural, mengobati atau meningkatkan kesehatan bagi
mereka yang menderita ADHD, ADD atau Autism, susah tidur
dan seterusnya)

Namun sayangnya bahwa untuk mencapai hal tersebut diatas
tidaklah mudah, seperti yang kita harapkan, karena
keterbatasan pendengaran dan penglihatan manusia, misalnya
sinyal suara, atau frekwensi suara, hanya dapat didengar
dari 20 Hz s/d 20 khz itupun batas pendengaran efektip akan
berlainan untuk setiap orang ( wanita, pria atau anak),
bahkan anak kecil mampu mendengar suara diatas 20 Khz,
namun rata2 manusia hanya dapat mendengar antara 50 hz s/d
8 khz saja.

Lalu bagaimana agar gelombang frekwensi suara yang diterima
dan didengar oleh telinga kanan dan kiri dapat direspon
dengan baik oleh otak (pusat syaraf) dan diterjemahkan
sebagai gelombang2 beta, alpha, theta dan delta ( dan juga
gamma, hypergamma, lamda dan epsilon )

Ada beberapa metode atau cara diantaranya dengan :

1. Binaural beats ( pelayangan sinyal suara )

Apabila 2 gelombang frekwensi f1 dan f2 (telinga kanan dan
kiri ) dipadukan menjadi satu, maka secara matematik akan
diperoleh hasil sebagai berikut : • frekwensi dasar yaitu
f1 dan f2. • kelipatan atau harmonik ganjil dari masing2
frekwensi yaitu 3f1, 5f1 dst dan 3f2, 5f2 dst • selisih dan
jumlah dari kedua frekwensi dasar tersebut ( f1 – f2) dan
(f1+f2).

Tergantung dari aplikasi matematis tersebut, pada
penggunaan dan perhitungan untuk otak (pusat syaraf)
manusia maka yang direspon “hanya” f1 dan f2 sebagai suara
biasa dan ( f1 – f2 ) yang akan direspon oleh otak (pusat
syaraf) sebagai gelombang2 gamma, beta, alpha, theta atau
delta. Misalnya f1 = 400 hz dan f2 = 410 hz, maka ? f = 10
Hz direspon otak sebagai gelombang alpha, maka selisih dua
frekwensi yang berbeda ini disebut binaural beat atau
pelayangan 2 sinyal . Binaural beat ditemukan dan
diselidiki pertama kali oleh Heinrich Wilhelm Dove pada
tahun 1839 .

Binaural beat frequency

2. Gelombang ISOCHRONICS ( monaural beats) Karena dengan
sistim binaural beat diperlukan headphone (kiri dan kanan)
atau pemasangan pengeras suara (speaker) yang dipasang
tepat disamping kiri dan kanan, agar otak merespon cukup
baik, maka sistim ini menjadi tidak effektif dan kurang
kuat pengaruhnya terhadap otak (pusat syaraf), maka dipilih
cara lainnya yang lebih baik, yaitu dengan sistim
Isochronics.

Pada gelombang isochronic, maka baik suara yang didengar
ditelinga kiri maupun kanan akan memiliki frekwensi suara
dan amplitudo yang sama, hanya kedua sinyal tersebut
dimodulasikan dengan impuls/switch on/off (hidup/mati)
dengan batasan2 irama gelombang otak (beta, alpha, theta .
Delta ) tersebut disesuaikan dengan target2 aktifitas
mental yang akan dicapai seseorang.

Stimulasi gelombang otak adalah rangsangan2 (suara atau
cahaya/gambar) yang dikirim keotak (pusat syaraf) melalui
panca indra ( telinga atau mata), sehingga otak (pusat
syaraf) akan merespon den mengikuti (resonansi) sesuai
dengan irama dari jenis gelombang tersebut ( beta, alpha,
theta, delta atau gamma).

Stimulasi gelombang otak yang memakai sistim isochronic
lebih baik dari binaural beats karena :

? Binaural beats memerlukan headphone stereo, sedangkan
isochronic tidak, cukup yang mono atau 1 headphone atau
mono-speaker. ? Respon dari otak (pusat syaraf) jauh lebih
kuat jika mempergunakan sistim isochronics ? Stimulasi
cahaya melalui mata Stimulasi gelombang otak, dapat juga
melalui cahaya atau melalui mata dengan gambar bergerak
atau beranimasi (kelopak mata terbuka) atau mata tertutup
dengan menyalakan dan mematikan cahaya hitam/putih atau
berwarna (cahaya menembus kelopak mata memakai alat Audio
strobe LED Glasses), yang disesuaikan dengan irama
gelombang otak (beta, alpha, theta, delta ), dengan
perkataan lain ber-kelap – kelip atau fliker.

Audio Strobe ( LED Glasses ) LED glasses are a powerful and
effective way to entrain the brain. Like the light pulses
embedded into visual plugins, AudioStrobe uses light to
entrain the brain. LEDs are mounted onto glasses and
positioned an inch or two away from the eyelids. The lights
are then flashed according to the target brainwave
frequency.

Dengan adanya respon dari otak (pusat syaraf),
mengakibatkan timbulnya impuls2 listrik diotak (2 ~ 10
microVolt) yang disebut CER ( Cortical Evoked Response ),
yang dapat dibaca oleh EEG (electroenchepalogram) untuk
pemeriksaan efektifitas, pengujian dan monitoring .

Frequency Following Response (FFR) adalah respon dari otak
yang mengikuti sinyal2 baik suara ( isochronics atau
binaural beat ) maupun gambar ( visual ) dari luar tubuh,
untuk mencapai target yang diinginkan (meditasi,
penyembuhan, tidur nyenyak, belajar cepat dan seterusnya).

Bab 3 GELOMBANG OTAK DALAM HIPNOSIS

Bagaimana gelombang otak kaum paranormal? Berdasarkan
temuan ilmiah dibidang parapsikologi, ternyata
gelombang-gelombang otak tertentu berperan aktif melakukan
kemanpuan paranormal.

Saat ini ditemukan teknologi stimulasi otak dengan
gelombang suara yang unik. Seperti telah diakui lembaga
sains dan penelitian tentang otak, suara memiliki pengaruh
besar terhadap kinerja otak, contohnya efek musik Klasik
dan Jazz terhadap Otak dan Psikologi Manusia. Dengan
berdasarkan pada konsep frekwensi suara inilah, Teknologi
Stimulasi Otak mampu menghasilkan frekwensi suara khusus
yang dikenal dengan nama Binaural Beat Frequency.

Binaural Beat Frequency adalah frekwensi yang dihasilkan
melalui perhitungan matematika kompleks sehingga mampu
menginterferensi dan menstimulasi gelombang otak untuk
memasuki kondisi “trance” (frekwensi theta). Binaural Beat
Frequency memiliki pengaruh yang kuat, bahkan lebih kuat
dari pengaruh musik Klasik dalam menstimulasi gelombang
otak manusia memasuki frekwensi tertentu, seperti alpha,
theta & delta.

Dengan menyelaraskan gelombang otak pada frekwensi tertentu
maka kita akan manpu atau bisa memiliki kekuatan metafisika
yang sangat berguna bagi kehidupan kita sehari-hari. Metoda
ini ditemukan sejak tahun 1960 yang dilakukan oleh berbagai
ilmuwan yang menyimpulkan bahwa frekwensi suara tertentu
dapat menpengaruhi keadaan seseorang.

Seseorang yang gelombang otak pada frekwensi beta (12 – 25
cps) melakukan kegiatan berpikir, berinteraksi, dan
menjalani kehidupan sehari. Gelombang otak pada frekwensi
alfa (8 12 cps) menyadari keberadaan mimpi dan keadaan
meditasi terdalam karena Gelombang alfa sebagai jembatan
penghubung antara pikiran sadar dan bawah sadar. Sedangkan
gelombang otak pada frekwensi theta (4 – 8 cps) memasuki
alam bawah sadar yang mengalami kondisi meditasi sangat
mendalam.

Seseorang yang berprofesi sebagai paranormal dan penyembuh
gelombang otaknya lebih banyak mengandung frekwensi delta
(0,1 – 4 cps). Frekwensi delta bertindak sebagai “radar”
yang mendasari kerja intiusi, empati dan tidakan yang
bersifat instink. Delta juga membantu mencapai tingkat
kesadaran dan kebijakan tertinggi.

Adalah Audio Binaural Beat Frequency, sebuah alat khusus
yang diprogam dengan frekwensi khusus untuk diselaraskan
gelombang otak kita ke dalam frekwensi alpha, theta dan
delta. Dengan mendengarkan Audio Binaural Beat Frequency
System yang menstimulasi otak yang memberikan respon kepada
bagian otak yang berfungsi pusat kesehatan & kemanpuan
paranormal, maka akan otomatis membangkitkan energi tubuh
(kundalini/cakra/aura/chi), mata bathin, terawangan,
psikometri ESP (Extra Sensory Perception), telepathy,
telekinetis, psychokinetis, lepas sukma, peningkat daya
seksual, peningkat metabolisme tubuh dan sebagainya

Satu lagi kemampuan yang kerap dihubung-hubungkan dengan
paranormal adalah kemampuan hipnosis. Konsep hipnosis telah
ada sejak awal peradaban manusia, hipnosis selalu
dihubungkan dengan berbagai ritual keagamaan dan
kepercayaaan, kekuatan magis dan supranatural. Hipnosis
secara konvensional adalah salah satu kondisi kesadaran
(state of consciousness), dimana dalam kondisi ini manusia
lebih mudah menerima saran (informasi). Konsep hipnosis
terus berkembang seiring dengan perkembangan jaman.
Hipnosis secara modern adalah teknik untuk membypass atau
mempekecil ’critical factor’ dari conscious, sehingga RAS
(Reticular Activating System) terbuka, dan informasi dapat
memasuki sub-conscious.

Sedangkan orang yang melakukan hipnosis dikenal dengan
hipnotis. Penelitian yang dilakukan dalam tugas akhir ini
bertujuan melihat pengaruh hipnosis terhadap kejiwaan
seseorang, terutama dilihat pada pembangkitan sinyal EEG
manusia. Hasil penelitian ini diharapkan dapat lebih
membantu dalam proses penyembuhan secara hipnoterapi dan
memberikan informasi mengenai pencegahan terhadap proses
penipuan melalui hipnosis.

Pengambilan data dilakukan pada kondisi hipnosis yang
mengacu pada struktur dasar hipnosis. Data yang diambil
berupa PSD (Power Spectra l Density) yang telah
dirata-ratakan dan peta gelombang otak (brainmapping ).
Pengolahan data secara statistik menggunakan metode ANOVA
(Analysis Of Variance).

Sinyal beta merupakan sinyal paling dominan di antara
sinyal EEG yang lain, hal ini menjelaskan bahwa pada saat
kondisi hipnosis 1 dan hipnosis 2 pikiran tetap terjaga
atau sadar. Sinyal alpha meningkat pada kondisi hipnosis 1
dimana pikiran akan terasa rileks dan santai namun
terfokus, Sinyal theta meningkat pada kondisi hipnosis 2
setelah pikiran dibimbing untuk berimajinasi melakukan
suatu kegiatan atau berada di suatu tempat yang mudah
dirasakan oleh pikiran. Sinyal delta relatif kecil pada
semua kondisi karena sinyal delta meningkat pada keadaan
tidur lelap.

Agar lebih jelas tentang hipnotis ini, ada baiknya kita
ikuti cerita Natalia Sunaidi, pakar hypnotherapy yang juga
penulis buku Journey of The Past berikut ini:

Setiap hari saya mengajar di sebuah preschool dari Taiwan
di Pluit (Jakarta). Waktu itu menjelang Tahun Baru Imlek.
Seperti biasa sekolah kami banyak memasang dekorasi Imlek.
Di depan pintu masuk tergantung lampu panjang berwarna
merah yang sangat menarik perhatian anak-anak. Suatu pagi
saya menggendong seorang anak Toddler (usia 1,5 th) yang
terkesima melihat lampu panjang tersebut, tiba-tiba dari
luar sekolah terdengar suara ledakan yang sangat keras,
suara ban pecah. Saya sangat terkejut, anak yang saya
gendong menangis kencang karena kaget.

Saya sudah melupakan kejadian itu dan memulai kegiatan
belajar seperti biasa. Besok paginya ketika anak itu datang
ke sekolah, dia menangis keras ketika akan memasuki pintu.
Kami semua tidak mengerti dan membawanya masuk ke kelas.
Begitu pulang sekolah, dia tidak mau keluar pintu, dia
gemetaran sambil berkata “bom…bom…”. Saat itu saya jadi
teringat kembali kejadian kemarin ketika terdengar suara
ledakan ban meletus, saat itu ia sedang mengamati lampu
panjang yang digantung di depan pintu itu. Jadi setiap kali
ia melihat lampu panjang itu, ia mengingat kembali suara
ledakan yang membuat dia kaget dan takut.

Saat itu bisa dikatakan anak itu sedang berada dalam
kondisi terhipnosis karena setiap kali ia melihat lampu
panjang itu, secara otomatis itu akan memicu ingatan dia
tentang suara ledakan yang membuat dia kaget dan takut.Lalu
mengapa saya menyebut hipnosis adalah suatu hal yang alami?
karena kita mengalami kondisi hipnosis dalam hidup kita
sehari-hari. Mengapa demikian? nanti saya akan jelaskan
mengapanya. Tahukah anda bahwa anda masuk kondisi hipnosis
pada saat anda sedang nonton TV, membaca buku, mengetik di
komputer, Meditasi bahkan anda pasti masuk kondisi hipnosis
sebelum anda tidur? Ya, memang begitulah yang terjadi!
Mengapa demikian?

Hipnosis tidak lain adalah sebuah pengetahuan tentang
gelombang otak. Setiap manusia (bahkan bianatang) mempunyai
4 gelombang otak : Beta – Alfa – Teta – Delta. Beta adalah
gelombang otak pada saat kita sedang sibuk, maksudnya fokus
kita bisa pada 5-9 hal. Misalnya, kita sedang makan sambil
mendengar musik dan mendengarkan curhat teman kita. Alfa
dan Teta adalah gelombang otak pada saat kita sedang
kondisi relaksasi yaitu fokus pada 1 hal. Delta adalah
gelombang otak pada saat kita tidur pulas dan hypnosis
adalah suatu metode untuk mencapai gelombang otak untuk
mencapai Alfa dan Teta. Lalu mengapa saya mengatakan kita
mengalami kondisi hypnosis setiap hari ?

Pada saat kita sedang nonton TV, kita fokus pada 1 hal
yaitu film yang sedang kita tonton. Pada saat membaca buku,
mengetik komputer, kita pun fokus pada hal yang sedang kita
kerjakan. Oleh karena itu bila kita ukur gelombang otak
kita, kita sedang berada dalam kondisi Alfa atau Beta, kita
sedang dalam kondisi hypnosis. Pada saat kita meditasi,
jika pikiran kita sudah tidak kesana kemari dan kita mulai
konsentrasi pada 1 fokus maka gelombang otak kita berada
dalam kondisi Alfa atau Teta. Bahkan setiap kita tidur kita
harus melewati kondisi hipnosis sebelum tertidur pulas,
yaitu dari gelombang Beta ke Alfa – Teta akhirnya Delta.

Lalu mengapa kita perlu mencapai gelombang Alfa atau Teta ?
Karena bila kita derada dalam gelombang Beta (fokus yang
terpecah) kita tidak akan bisa belajar atau menerima
apapun. Bayangkan seperti ini, bila anda sedang berada di
ruangan mesin yang ribut, anda tidak akan bisa mendengar
suara teman anda, anda harus menurunkan suara mesin itu
lalu fokus pada suara teman anda baru bisa mengerti apa
yang ia katakan. Sama seperti itu, hipnotis adalah metode
untuk menurunkan gelombang sibuk anda (Beta) supaya
mencapai Alfa atau Teta supaya anda bisa lebih fokus.
Bahkan anda sangat perlu berada di gelombang Alfa atau Teta
untuk bisa belajar misal pada saat kuliah, mendengar
ceramah, membaca buku, dan sebagainya.

Lalu mengapa anak murid saya menjadi trauma terhadap lampu
panjang merah tersebut ? Karena pada saat ia mengamati
lampu tersebut, otaknya berada di kondisi Alfa atau Teta
sehingga ia menjadi reseptif terhadap suara ledakan itu.
Lalu bagaimana yang terjadi di TV, yaitu orang-orang yang
diubah namanya atau berperilaku aneh? Apakah kesadarannya
dilemahkan dengan hipnotis? Prosesnya sama, yang dilakukan
oleh para hipnotis adalah dengan menggunakan metode
hipnosis menurunkan gelombang otak orang itu menjadi Alfa
atau Teta sehingga ia menjadi reseptif pada sugesti sang
hipnotis.

Lalu kemanakah kesadarannya ? Apakah hilang ? Tidak hilang!
Kesadarannya tetap ada bahkan ia sangat sadar. Misalnya,
seorang lelaki bernama Eko diubah namanya menjadi Ria. Eko
masih sangat sadar bahkan pada saat ia bilang namanya
adalah Ria tetapi kesadarannya tidak cukup kuat untuk
menolak sugesti sang hipnotis. Lalu apakah kesadaran Eko
sedang dilemahkan melalui hipnotis? TIDAK! Memang
kesadarannya sudah lemah dari awalnya dan melalui hipnosis
jadi terlihat.

Jika begitu apa bedanya kita semua dengan Eko? ketika
kemarahan menguasai kita, kita menjadi terfokus pada hal
yang menyebabkan kita marah, lalu kita bereaksi galak dan
mengomeli orang lain. Bukankah kita saat itu terhipnotis
oleh kemarahan kita? Bukankah saat itu kesadaran kita pun
lemah sehingga tidak bisa menyadari kemarahan yang muncul?
Jika demikian mengapa kita bisa menyimpulkan hipnosis yang
bisa membuat kesadaran kita melemah jika setiap harinya
kesadaran kitapun lemah dan terlarut dalam kemarahan,
keserakahan, kebencian, irihati dan sebagainya ? Lalu
kemanakah kesadaran kita saat itu? Jika memang hipnosis
bisa melemahkan kesadaran maka sesungguhnya kita sedang
melemahkan kesadaran kita dengan menonton TV, meditasi
bahkan setiap kali tidur, karena saat itu kita berada dalam
kondisi hipnotis. Apakah begitu?

Sangat Tidak! Hipnosis adalah sebuah pengetahuan yang
mempelajari gelombang otak dan metode komunikasi untuk
mencapai gelombang otak Alfa atau Teta.

Melalui relaksasi dalam masalah yang muncul adalah setelah
mencapai gelombang otak Alfa atau Teta melalui hipnosis,
lalu mau diapakan ? Apa mau digunakan untuk memasukkan
sugesti negatif atau positif ? Apa mau digunakan untuk
melihat kehidupan lalu dan mengambil kebijaksanaannya? atau
untuk menenangkan pikiran? atau bahkan digunakan untuk
hiburan iseng ? semuanya tergantung kebijaksanaan anda.
Seperti sebilah pisau, ia bisa digunakan untuk kejahatan
tetapi juga bisa kita pakai untuk membantu untuk membantu
kegiatan masak untuk menghasilkan berbagai makanan bergizi.
Tetapi pisau hanyalah pisau, ia tidak termasuk barang baik
atau buruk. Sama seperti hipnosis, ia bisa digunakan untuk
hal negatif tapi bisa juga digunakan untuk meningkatkan
kualitas hidup.

Hipnosis hanyalah suatu metode, yang jika kita bisa
mengolahnya dapat kita gunakan untuk meningkatkan
kebijaksanaan kita. Jadi semuanya itu menjadi pilihan anda,
mau menggunakan hipnosis untuk melihat kehidupan lalu dan
mengambil kebijaksanaannya atau mau tidak menggunakannya.
Ini semua bukan menjadi hal yang benar atau salah lebih
merupakan hal yang cocok atau kurang cocok. Sebagian orang
karena warna kulitnya terlihat cocok memakai baju berwarna
ungu tua, tapi ada juga yang tidak menyukai warna ungu tua
karena kurang cocok dengan warna kulitnya. Tapi apakah
warna ungu tua adalah adalah warna yang salah ? Sama
seperti itu ada orang cocok dengan regresi kehidupan lalu
untuk menggali kebijaksanaanya ada juga yang kurang cocok.
Semua itu hanyalah pilihan yang cocok atau kurang cocok.

Sebagaimana diketahui, cara kerja otak dipengaruhi oleh
kondisi otak yang disebut fase Beta, Alfa, Theta, dan
Delta. Pada kondisi Beta, gelombang otak adalah 12-25Hz.
Ini adalah kondisi konsentrasi yang muncul ketika seseorang
sedang mengerjakan sesuatu yang sulit dan perlu berpikir
keras. Pada saat ini otak hanya mempunyai kemampuan fokus
tunggal. Kondisi beta cocok untuk tujuan menyelesaikan
suatu pekerjaan secara serius, seperti mengerjakan soal,
ngebut, mengerjakan tugas kritis dan serius. Musik yang
riang dan cepat dapat membantu mencapai kondisi otak ini.

Kondisi Alfa mempunyai gelombang otak dengan frekuensi
8-12Hz. Kondisi tenang ini memungkinkan otak untuk
multifokus, memperhatikan beberapa hal sekaligus. Kondisi
Alfa sangat tepat untuk belajar yang bersifat menyerap,
memahami, menghafalkan pengetahuan, karena pada kondisi ini
otak menjadi siap belajar. Musik yang sedang dan ringan
dapat membantu tercapainya kondisi Alfa.

Gelombang otak Theta adalah 4-8Hz, yang merupakan keadaan
setengah sadar. Pada kondisi ini ide kreatif banyak muncul
karena peran otak bawah sadar menjadi lebih dominan.
Kabarnya, otak bawah sadar mempunyai kemampuan lebih besar
7:1 dibanding otak sadar. Itulah mengapa seringkali
penyelesaian masalah muncul saat hampir tidur atau saat
bangun tidur. Kondisi Theta juga merupakan kondisi untuk
mengakses alam bawah sadar. Hipnotis dan hipnoterapi
menggunakan kondisi ini untuk memberikan perintah-perintah
ke alam bawah sadar pasien, misalnya perintah untuk
merasakan bahwa rokok itu sangat memualkan pada terapi
terhadap pecandu rokok.

Dengan perintah-perintah yang telah disusun sedemikian
rupa, seorang hipnoterapi memandu pasien untuk memasukkan
gambaran-gambaran baru ke dalam alam bawah sadar. Karena
alam bawah sadar tidak mampu membedakan gambaran imajinasi
terhadap kondisi nyata, maka gambaran imajinasi tersebut
akan ditangkap sebagai kondisi nyata. Ketika kemudian
pasien telah sadar sepenuhnya (kondisi Beta dan Alfa) maka
alam bawah sadar telah mempunyai gambaran lain terhadap
kondisi nyata, misalnya terhadap rokok yang semula
dipandang nikmat tiba-tiba dipandang memualkan.

Seorang rekan saya bereksperimen dengan hipnoterapi
terhadap anaknya yang masih SD. Ketika sang anak sedang
dibuai untuk tidur maka dia menyampaikan pesan-pesan baru
ke alam bawah sadar anaknya dengan mengatakan bahwa sang
anak adalah anak yang rajin, pintar, baik hati, selalu bisa
dalam belajar, dan hal-hal baik lainnya. Sekitar dua minggu
kemudian mendadak prestasi belajar anaknya meningkat
drastis. Rekan saya pun terkejut dengan hasil yang tidak
disangkanya tersebut.

Semacam dengan hal tersebut adalah efek dongeng sebelum
tidur bagi anak. Dongeng-dongeng dengan pesan moral
biasanya sangat membekas dalam ingatan anak bahkan hingga
dewasa. Karena itu sangat penting untuk menyempatkan diri
mendongeng kepada anak dengan pilihan dongeng-dongeng yang
bermoral baik, karena secara langsung dongeng tersebut akan
masuk ke dalam alam bawah sadar anak. Sebaliknya sangatlah
buruk memberi pengantar tidur dengan memarahi anak, memberi
tontonan seram, dan perlakuan kasar, karena hal itu akan
membekas saat anak hampir tidur.

Yang juga menarik dilakukan adalah self hipnoterapi, yaitu
dengan menyatakan kalimat-kalimat positif kepada diri
sendiri. Salah satu cara adalah dengan tiduran, atau duduk
rileks memejamkan mata, kemudian menenangkan diri
tidur-tiduran, lalu menyatakan kalimat positif , “Khairul
-ganti nama Anda-, kamu bisa, kamu baik, kamu sukses…”
Sambil menepuk dada atas kiri, bahu belakang kanan, atau
paha kanan. Mengapa di daerah itu? Itu adalah daerah yang
hanya orang terdekat yang menyentuhnya, seperti ibu,
sahabat, dan keluarga.

Pada saat daerah tersebut disentuh maka alam bawah sadar
akan mengatakan ‘ini pesan dari orang yang dekat denganku’
dan dia menjadi terbuka untuk menerima pesan tersebut.
Dengan demikian apapun yang disampaikan tadi menjadi bagian
alam bawah sadar dan diingat olehnya.

Gelombang Otak Sebagai Password Para peneliti Kanada kini
sedang mengembangkan teknik yang dapat menggunakan
gelombang otak untuk mengunci pintu atau memperoleh akses
ke layanan bank.

Urusan teknik pengamanan menggunakan keunikan tubuh manusia
telah banyak dikembangkan para ahli, misalnya sidik jari.
Bahkan beberapa perusahaan telah menawarkan pengenalan
citra iris (bagian mata) di banyak negara yang ingin
menerapkan paspor biometrik.

Tapi Julie Thorpe, seorang peneliti di Carleton University
di Ottawa mempunyai ide yang lebih gila. Menurutnya, tidak
perlu digunakan kartu rahasia, nomor pin, dan bentuk
pengaman fisik lainnya untuk mengakses ATM, mengakses data
di komputer, atau memasuki gedung dan ruangan rahasia.

“Penggunanya juga akan mudah sekali mengingat
password-nya,” kata Thorpe. Ia berharap dapat mengembangkan
alat pengaman pertama yang membaca gelombang otak sebagai
kode tersebut.

Idenya memang sangat potensial untuk dikomersialisasikan,
dengan asumsi sinyal-sinyal dari otak selalu berbeda antara
satu orang dengan lainnya meskipun mereka memikirkan hal
yang sama. “Sinyal otak unik seperti halnya sidik jari,”
katanya.

Ia bekerja sama dengan mahasiswa kedokteran dan peneliti
teknologi keamanan Paul Van Oorschrot di Ottawa untuk
mewujudkan ide tersebut. Penelitiannya juga bertujuan
mengembangkan alat bantu bagi para penderita paralisis
untuk mengendalikan dan berkomunikasi dengan lingkungan
sekitarnya. Para penderita paralisis kehilangan kemampuan
menggerakaan tubuhnya karena otot-ototnya lumpuh sehingga
satu-satunya harapan adalah memanfaatkan gelombang otaknya.

Untuk mengubah gelombang otak menjadi perintah komputer
yang mengendalikan berbagai peralatan tentu sulit meskipun
mungkin. Tapi, menggunakan perbedaan gelombang tersebut
untuk menggantikan fungsi password jauh lebih mudah.

“Anda dapat menggunakan suara musik atau memori saat
kanak-kanak sebagai password bahkan dengan menyodori gambar
tertentu, seseorang dapat langsung mengingatnya,” kata
Thorpe. Meskipun demikian, ia masih harus memastikan bahwa
setiap orang dapat menghasilkan gelombang yang selalu
tepat.

“Seringkali, tanpa disadari sebuah lagu yang Anda pikirkan
mungkin akan mengganggu sinyal sebab banyak sekali proses
di dalam otak manusia,” katanya. Selain itu, perangkat
komputer untuk memeriksa gelombang otak yang ada saat ini
belum terlalu praktis.

Electroencaphalogram (EEG) yang digunakan untuk mengukur
sinyal-sinyal listrik di otak menggunakan banyak elektroda
yang dipasang di kening sehingga untuk sekali pemeriksaan
saja membutuhkan waktu lama.

Selain itu, pengukuran dengan alat tersebut membutuhkan gel
yang harus dioleskan ke kulit kepala agar elektroda
tersebut dapat digunakan. Inilah bentuk yang sedang
diperbaiki Thorpe sehingga pengukuran gelombang otak dapat
dilakukan dengan praktis.

Menggerakkan Benda dengan Gelombang Otak Benda-benda
digerakkan oleh gelombang otak, tak lagi mustahil.
Percobaan ilmiah sudah berhasil membuktikan. Pada tahap
awal penerapan prinsip kerja gelombang pikiran sebagai
penggerak benda-benda, sistem antarmuka (interface)
komputer-otak kini semakin dapat diterapkan. Menurut
laporan LiveScience, riset sinyal saraf itu telah mencapai
kemajuan yang berarti. Tak heran, penelitian itu menjadi
yang paling menarik di bidang rekayasa biomedis.

Awal tahun ini, para peneliti melatih empat penderita
epilepsi untuk menggerakkan kursor komputer dengan kekuatan
pikiran mereka. Para pasien itu tengah menunggu operasi
bedah otak. Beberapa lembar tipis elektroda pendeteksi
sinyal dipasang pada permukaan otak mereka.

Mereka kemudian diminta untuk mengerjakan beberapa tugas,
seperti membuka dan menutup telapak tangan serta
menjulurkan lidah. Pada saat yang sama, para ilmuwan
menilai apakah sinyal-sinyal otak berkaitan dengan
gerakan-gerakan itu.

Sinyal-sinyal dari gerakan-gerakan tersebut kemudian
diselaraskan dengan gerakan kursor di monitor. Misalnya,
ketika otak memerintahkan pasien membuka tangan kanan, maka
kursor bergerak ke kanan.

Pasien juga diminta untuk menggerakkan kursor dari satu
titik ke titik lain di monitor. Caranya, dia hanya berpikir
tentang pemindahan kursor tersebut. Awalnya, keempat pasien
itu merasa kesulitan. Namun, mereka akhirnya mampu
mengendalikan kursor dengan pikiran. Setelah beberapa
menit, mereka melakukannya dengan tingkat akurasi lebih
dari 70 persen.

Bahkan, seorang pasien mampu menggerakkan kursor melalui
pikirannya dengan tingkat akurasi 100 persen pada akhir
percobaan.

”Semua peserta percobaan kami dapat mengendalikan kursor
komputer dengan menggunakan sinyal-sinyal otak,” kata
Daniel Moran dari Washington University. Penelitian itu
membuktikan, sensor-sensor yang ditempatkan di permukaan
otak ternyata lebih efektif ketimbang ditanam di jaringan
otak atau dikenakan seperti topi.

Cara penempatan di permukaan otak itu membuat mereka dapat
menerima sinyal lebih stabil dan kuat ketimbang ditanam di
jaringan otak atau dikenakan seperti topi. Hanya sedikit
riset melibatkan penderita lumpuh total sebagai partisipan
penelitian. Salah satunya adalah penelitian di Brown
University dan Cyberkinetics Neurotechnology Systems Inc.
Studi itu sedang mengembangkan sistem yang disebut
BrainGate.

Dalam studi ini, sebuah sensor ditanamkan di lapisan luar
saraf pemicu gerak primer (tempat otak merespons gerakan).
Ukuran alat sensor itu lebih kecil dari uang koin. Sensor
tersebut memiliki elektroda setipis rambut yang dimasukkan
sekitar satu milimeter di bawah tempurung kepala. Alat itu
dapat menangkap sinyal-sinyal elektrik dari saraf-saraf
yang memicu gerakan.(livescience-ben-25) Bab 4 KEKUATAN
OTAK, KEKUATAN JIWA

Jiwa adalah sumber kekuatan seseorang. Orang yang Jiwanya
lemah, akan tampil sebagai sosok yang lemah. Sedangkan
orang yang berjiwa kuat akan tampil sebagai sosok yang
‘kuat’ pula. Tentu saja, bukan sekadar dalam arti fisik.
Melainkan ‘kekuatan’ pribadinya dalam menghadapi gelombang
kehidupan.

Orang yang memiliki Jiwa kuat, bukan hanya berpengaruh pada
keteguhan pribadinya, melainkan bisa digunakan untuk
mempengaruhi orang lain, bahkan benda-benda di sekitarnya.
Anda melihat betapa besarnya kekuatan yang ditebarkan oleh
Bung Karno sebagai ahli pidato. Ia bisa mempengaruhi ribuan
orang hanya dengan kata-katanya. Ribuan orang terpesona dan
rela berpanas-panas, berdesak-desakan, atau berjuang dan
berkorban, mengikuti apa yang dia pidatokan.

Anda juga bisa merasakan, betapa hebatnya kekuatan yang
digetarkan oleh Mozart dan Beethoven lewat karya-karya
musiknya. Berpuluh tahun karya mereka dimainkan dan
mempesona banyak musikus atau penikmat musik di seluruh
dunia.

Atau, lebih dahsyat lagi, adalah kekuatan yang terpancar
dari Jiwa para nabi. Keteladanan dan risalah yang beliau
bawa telah mampu menggetarkan satu setengah miliar umat di
seluruh penjuru planet bumi ini untuk mengikutinya. Bahkan
terus berkembang, selama hampir 1500 tahun terakhir.

Bagaimana semua itu bisa terjadi? Dan darimana serta dengan
cara apa kekuatan yang demikian dahsyat itu terpancar?
Semua itu ada kaitannya dengan kekuatan Jiwa yang terpancar
dari seseorang. Dengan mekanisme otak sebagai pintu keluar
masuknya.

Mempelajari aktivitas otak, berarti juga mempelajari
aktivitas Jiwa. Kenapa demikian? Karena seperti telah kita
bahas di depan, Jiwa adalah program-program istimewa yang
dimasukkan ke dalam sel-sel otak. Dan program-program itu
lantas berkolaborasi membentuk suatu sistem di dalam organ
otak. Karena itu, setiap apa yang dihasilkan otak adalah
pancaran dari aktivitas Jiwa kita.

Bagaimana memahaminya? Banyak cara. Di antaranya dengan
memahami produk-produk otak sebagai organ pemikir. Kalau
kita membaca karya seseorang, baik berupa karya tulis,
musik, pidato, atau karya-karya seni dan ilmu pengetahuan
lainnya, kita sedang memahami pancaran jiwa seseorang.

Di dalam karya itu terkandung energi, yang tersimpan di
dalam maknanya. Untuk bisa merasakan energi tersebut tentu
kita harus menggunakan Jiwa untuk memahaminya. Jika kita
sekadar menggunakan panca indera terhadap suatu karya, tapi
hati atau Jiwa kita tidak ikut dalam proses pemahaman itu,
tentu kita tidak bisa merasakan besarnya energi yang
terpancar. Karya itu tidak lebih hanya sebagai seonggok
benda mati. Tapi, begitu kita melibatkan hati dan Jiwa,
tiba-tiba karya itu menjadi hidup dan bermakna.

Yang demikian itu bisa terjadi pada pemahaman apa saja.
Setiap kali kita ingin menangkap makna, maka kita harus
melibatkan hati dan Jiwa. Hati adalah sensor penerima
getaran universal di dalam diri seseorang. Ada yang
menyebutnya sebagai indera ke enam.

Kombinasi antara panca indera dan hati akan menyebabkan
kita bisa melakukan pemahaman. Tapi semua sinyalnya tetap
dikirim ke otak sebagai pusat pemahaman atas informasi
panca indera dan hati tersebut. Di situlah Jiwa bekerja
sebagai mekanisme kompleks dari seluruh rangkaian software
yang ada di sel-sel otak.

Jadi, otak memancarkan gelombang energi yang tersimpan di
dalam maknanya. Makna itu sendiri sebenarnya bukanlah
energi, meskipun ia mengandung energi. Makna juga bukan
materi. Makna adalah makna alias ‘informasi’.

Selama ini, kita memahami eksistensi alam semesta hanya
tersusun dari 4 variable, yaitu Ruang, Waktu, Materi dan
Energi. Sebenarnya, ‘Informasi’ adalah variable ke 5 yang
turut menyusun alam semesta.

Para pakar Fisika tidak memasukkan ‘Informasi’ sebagai
salah satu variable penyusun alam, karena pengukuran
‘Informasi’ itu tidak bisa dilakukan oleh alat ukur
material seperti mengukur Ruang, Waktu, Energi dan Materi.
Makna atau informasi hanya bisa diukur oleh ‘perasaan’
makhluk hidup.

Tetapi seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, informasi kini semakin bisa diukur secara lebih
kuantitatif bukan hanya kualitatif saja. Sehingga, saya
kira sudah waktunya kita memasukkan ‘variable Informasi’
sebagai Salah satu dari 5 variable penyusun eksistensi alam
semesta.

Nah, variabel ke 5 inilah yang banyak berperan ketika kita
membicarakan makhluk hidup. Khususnya yang berkaitan dengan
Jiwa dan Ruh. Sebab, ukuran-ukuran yang bisa kita kenakan
pada aktivitas Jiwa dan Ruh itu bukan cuma sebatas ukuran
Ruang, Waktu, Energi dan Materi, melainkan ukuran
‘informasi’ alias ‘makna’. Dan itu belum terwadahi oleh 4
varaibel tersebut.

Mungkinkah ada suatu peralatan yang bisa mengukur baik dan
buruk? Atau adakah alat secanggih apapun yang bisa mengukur
tingkat keindahan, kejengkelan, kebosanan, ketentraman,
kebencian, kedamaian, dan kebahagiaan? Semua itu terkait
dengan informasi dan makna. Sebenarnyalah ‘makna’ itu
memiliki arti yang lebih mendalam dibandingkan sekedar
informasi.

Meskipun, tidak bisa diukur secara langsung sebagaimana
mengukur kuantitas Ruang, Waktu, Energi dan Materi, tapi
informasi dan ‘makna’ itu bisa bermanifestasi ke dalam
Ruang, Waktu, Materi dan Energi. Informasi dan Makna
menjelajah ke seluruh dimensi tersebut.

Sebagai contoh, rasa bahagia bisa terpancar di wajah
seseorang (dalam bentuk materi dan energi), dalam kurun
waktu tertentu di suatu tempat (menempati Ruang dan Waktu).

Informasi tersebut juga bisa ditransfer kepada orang lain,
sehingga memunculkan energi tertentu. Jika anda sedang
merasa gembira, kemudian menceritakan kegembiraan itu
kepada orang dekat anda, maka orang itu akan merasa ikut
bergembira. Dan ketika dia ikut merasa gembira, dia
sebenarnya telah menerima energi kegembiraan itu dari anda.
Dia tiba-tiba terdorong untuk tertawa, atau bahkan menangis
gembira.

Dalam bentuk apakah energi kegembiraan itu terpancar ke
orang dekat anda? Apakah suara anda yang keras dan
menggetarkan gendang telinganya itu yang menyebabkan dia
tertawa? Pasti bukan. Apakah juga karena suara anda yang
mengalun merdu, sehingga ia ikut gembira. Juga bukan. Yang
menyebabkan dia ikut gembira adalah karena ‘isi’ alias
‘makna’ cerita anda itu.

Dan uniknya, energi yang tersimpan di dalam makna itu tidak
bisa diukur besarnya secara statis, seperti mengukur waktu,
atau energi panas. Energi ‘informasi’ itu besarnya bisa
berubah-ubah bergantung kepada penerimanya.

Kalau si penerima berita demikian antusias dalam menanggapi
berita gembira itu, maka dia akan menerima energi yang
lebih besar lagi. Mungkin dia bisa tertawa sambil berurai
air mata gembira, berjingkrak-jingkrak, dan seterusnya.
Padahal, bagi orang lain, berita yang sama tidak
menimbulkan energi sehebat itu.

Dimana kunci kehebatan transfer energi informasi itu
berada? Terletak pada dua hal, yang pertama adalah makna
yang terkandung di dalamnya, sejak dari informasi itu
berasal. Dan yang kedua, sikap hati si penerima informasi.
Keduanya bisa saling memberikan efek perlipatan kepada
energi yang dihasilkan.

Jadi kekuatan energi informasi terletak pada ‘kualitas
interaksi’ antara sumber informasi, penerima, dan makna
yang terkandung di dalamnya. Dan, semua itu berlangsung
dengan sangat dinamis. Itulah yang terjadi dalam mekanisme
pancaran gelombang otak kita, sebagai representasi Jiwa.

Memang dalam kadar tertentu, otak memancarkan gelombang
dengan frekuensi yang bisa ditangkap dengan mengunakan
alat-alat perekam elektromagnetik tertentu. Katakanlah
electric Encephalograph atau Magneto Encephalograph. Tapi
yang terukur di sana hanyalah amplitudo dan frekuensinya
saja. Atau, mungkin ditambah dengan pola gelombangnya. Sama
sekali tidak bisa diukur berapa besar energi ‘makna’ yang
tersimpan di dalamnya. Misalnya, apakah orang yang diukur
gelombang otaknya itu sedang gembira atau bersedih. Atau,
lebih rumit lagi, apakah dia sedang berpikir jahat atau
berpikir baik.

Energi makna itu baru bisa diketahui ketika dipersepsi
lewat sebuah interaksi dengan orang lain. Artinya, sampai
sejauh ini alat ukur yang digunakan haruslah makhluk hidup,
yang memiliki ‘hati’ dan Jiwa sederajat dengan sumber
informasi.

Namun demikian, secara umum, kita bisa mengetahui kondisi
Jiwa seseorang lewat jenis gelombang otak dan frekuensi
yang dipancarkannya. Misalnya, kalau otak seseorang
memancarkan gelombang dengan frekuensi 13 Hertz atau lebih,
dia sedang keadaan sadar penuh alias terjaga.

Kalau pancaran gelombang antara 8 – 13 hertz, maka dia
sedang terjaga tapi dalam suasana yang rileks alias santai.
Jika otaknya memancarkan gelombang di bawah 8 hertz, maka
orang itu mulai tertidur. Dan jika memancarkan frekuensi
lebih rendah lagi, di bawah 4 Hz, ia berarti tertidur
pulas. Dan ketika bermimpi, dia kembali akan memancarkan
frekuensi gelombang yang meningkat, meskipun dia tidak
terjaga.

Jadi, secara umum kita melihat bahwa ‘aktivitas’ otak
seiring dengan aktivitas Jiwa. Aktivitas Jiwa bakal
memancarkan energi Makna. Energi makna itu lantas memicu
munculnya energi elektromagnetik di sel-sel otak. Dan
berikutnya, energi elektromagnetik tersebut memunculkan
jenis-jenis neurotranmister dan hormon tertentu yang
terkait dengan kualitas aktivitas Jiwa itu. Misalnya
neurotransmiter untuk kemarahan berbeda dengan gembira,
berbeda dengan sedih, malas, dan lain sebagainya seperti
telah kita bahas di depan.

AKTIVITAS KELISTRIKAN OTAK Salah satu aktivitas otak yang
paling dominan adalah munculnya sinyal-sinyal listrik.
Setiap kali berpikir, otak bakal menghasikan sinyal-sinyal
listrik. Bahkan sedang santai pun menghasilkan
sinyal-sinyal listrik. Apalagi sedang tegang dan stress.
Sinyal itu dihasilkan oleh sel-sel yang jumlahnya sekitar
100 miliar di dalam otak kita. Jadi, sebanyak
bintang-bintang di sebuah galaksi.

Kalau kita lihat dalam kegelapan, miliaran sel itu memang
seperti bintang-bintang yang sedang berkedip-kedip di
angkasa. Setiap kali sel itu aktif, dia bakal berkedip
menghasilkan sinyal listrik. Jika ada sekelompok sel yang
aktif, maka sekelompok sel di bagian otak itu bakal
menyala. Di sana dihasilkan gelombang dengan energi
tertentu. Bahkan bisa dideteksi dari luar batok kepala
dengan menggunakan alat pengukur gelombang otak, EEG atau
MEG.

Darimana kedipan itu muncul? Dari aktifnya program-program
yang tersimpan di inti sel otak. Setiap saat di otak kita
muncul stimulasi-stimulasi yang menyebabkan aktifnya bagian
otak tertentu. Misalnya, kita melihat mobil. Maka, bayangan
mobil itu akan tertangkap oleh sel-sel retina mata kita,
dan kemudian diubah menjadi sinyal-sinyal listrik yang
dikirim ke otak kita. Sinyal-sinyal kiriman retina mata itu
bakal mengaktifkan sejumlah sel yang bertanggung jawab
terhadap proses penglihatan tersebut.

Demikian pula ketika kita membaui sesuatu. Aroma yang
tertangkap oleh ujung-ujung saraf penciuman kita bakal
dikirim sebagai sinyal-sinyal ke otak. Dan sinyal-sinyal
itu lantas mengaktifkan sel-sel untuk membangkitkan
sinyal-sinyal berikutnya. Bahkan dalam keadaan tidur, otak
kita masih mengirimkan sinyal-sinyal untuk mengatur denyut
jantung, pernafasan, suhu tubuh, hormon-hormon pertumbuhan,
dan lain sebagainya.

Otak adalah generator sinyal-sinyal listrik yang saling
terangkai menjadi kode-kode kehidupan. Jika kode-kode itu
padam, maka orangnya pun meninggal. Karena, sudah tidak ada
lagi aktivitas kelistrikan di sel otaknya. Berarti tidak
ada lagi perintah-perintah untuk mempertahankan kehidupan.

Tidak hanya berhenti di otak, sinyal-sinyal listrik itu
merambat ke mana-mana ke seluruh tubuh, lewat komando otak.
Menghasilkan gerakan-gerakan atau perintah lain untuk
kelangsungan hidup badan kita. Gerakan sinyal listrik
tersebut memiliki kecepatan sekitar 120 m per detik. Jalur
yang dilaluinya adalah ‘kabel-kabel’ saraf yang menyebar
dalam sistem yang sangat kompleks.

Pengukuran kelistrikan saraf ini bisa dilakukan dengan
menggunakan alat (ENG) dan menghasilkan data kelistrikan
yang disebut Elektro Neuro Gram. Sedangkan untuk pengukuran
kelistrikan otak menghasilkan data berupa Elektro
Ensefalogram (EEG).

Dalam konteks ini, manusia lantas mirip dengan robot, yang
aktivitasnya juga didasarkan pada sinyal-sinyal listrik.
Pusatnya ada di hardisk atau chip yang memuat
program-program pengendali fungsi ‘kehidupan’ robot itu.

Mekanisme kelistrikan di dalam tubuh manusia berjalan
secara otomatis mengikuti pola sistem digital di dalam sel.
Dalam keadaan istirahat, sel memiliki angka tegangan
listrik sekitar -90 mvolt.

Namun, begitu ada rangsangan, maka ion-ion natrium yang
tadinya berada di luar sel tiba-tiba ‘menyerbu’ masuk ke
dalam sel melewati membrannya. Sehingga, suatu saat muatan
di dalam sel itu jauh lebih positif dibandingkan dengan di
luar membran sel. Tegangan puncak yang terjadi, kalau
diukur dengan Galvano meter bisa mencapai +40 mvolt.

Ketika sel mencapai nilai ambang tegangan tertentu, maka
sel itu menghasilkan sinyal listrik sebagai jawaban atas
rangsang yang terjadi. Waktu pencapaian nilai ambang
tersebut sangat singkat, sekitar 1/1000 detik. Saat itulah
sinyal dihasilkan oleh sel. Di dalam sinyal itu ada
kode-kode informasi yang harus disampaikan kepada sel-sel
di sebelahnya, secara berkelanjutan.

Begitu tegangan listrik sel mencapai tegangan puncaknya,
+40 mvolt, maka tegangan itu akan menurun kembali menuju
tegangan istirahatnya yaitu -90 mvolt. Begitulah
seterusnya, sinyal-sinyal terjadi di dalam sel sebagai
respon atas rangsangan yang terjadi, secara otomatis.

Mekanisme kelistrikan itu terjadi bukan hanya di dalam sel
saraf, melainkan di seluruh bagian tubuh. Sinyal listrik
adalah mekanisme utama dalam seluruh aktivitas tubuh
manusia. Dan kini, seiring dengan perkembangan teknologi,
besarnya kelistrikan itu bisa diukur dengan baik.

Sebagai contoh, kelistrikan otot bisa diukur dan
menghasilkan data yang disebut Elektromiogram (EMG). Otot
adalah jaringan penggerak yang diladeni oleh banyak sekali
unit-unit motor dari saraf otak atau tulang belakang. Ada
sekitar 25 – 2000 serat otot yang terhubung ke saraf-saraf.

Sinyal-sinyal kelistrikan itu merambat lewat jalur
tersebut. Ketika sel-sel saraf istirahat, maka sel-sel otot
juga istirahat. Ketika sel saraf menghasilkan sinyal
listrik, maka sel-sel otot juga terangsang, menghasilkan
tegangan listrik, dan kemudian memunculkan sinyal dengan
mekanisme yang sama.

Kelistrikan pada retina mata juga bisa diukur. Metode yang
dipakai adalah rangsang cahaya pada retina, yang kemudian
menghasilkan sinyal listrik di saraf-saraf sekitar mata.
Sebelum diukur, mata diberi cairan NaD fisiologis, kemudian
di korneanya dipasang lensa kontak yang berisi elektroda
Ag-AgCl.

Pada sekitar mata dipasang elektroda referensinya.
Elektroda itu bisa dipasang di dahi, atau di dekat telinga.
Maka, ketika retina disinari cahaya, akan muncul
sinyal-sinyal yang bisa diukur oleh sistem peralatan
tersebut. Dinamakan Elektroretinogram (ERG).

Teknik lain untuk pengukuran kelainan fungsi mata secara
kelistrikan adalah yang disebut Elektrookulogram (EOG).
Sedangkan pada fungsi lambung dan pencemaan, pengukurannya
disebut Elektrogastrogram (EGG). Pada saraf disebut
Elektroneurogram (ENG). Pada otak disebut
Elektroensefalogram (EEG). Dan pada jantung disebut sebagai
Elektrocardiogram (ECG). Pengukuran kelistrikan pada
jantung adalah yang paling maju di antara pengukuran
kelistrikan yang lain, karena relatif ‘lebih mudah’ dan
‘lebih tua’. Tapi kita tidak akan membahasnya di sini lebih
jauh.

Pada dasarnya saya hanya ingin mengatakan bahwa tubuh
manusia penuh dengan sinyal-sinyal listrik yang membentuk
mekanisme sistem kehidupan. Sekali lagi, semua itu
dikendalikan lewat program-program canggih yang terdapat di
inti sel yang berjumlah miliaran itu. Dan organ komandonya
adalah otak.

Lima tahun terakhir ini, perkembangan pengukuran dan
pemanfaatan gelombang otak semakin maju. Terutama untuk
membantu orang-orang yang mengalami kelumpuhan pada saraf
tubuhnya dari leher ke bawah. Mereka sangat terbantu dengan
adanya teknologi ‘brain computer interface’ (BCI). Sebuah
teknologi yang mencoba menghubungkan otak dengan sebuah
komputer.

Ke dalam otak seseorang dimasukkan sebuah chip berukuran
2×2 mm yang berisi 100 keping elektroda. Chip itu ditanam
di lapisan luar kulit otak sedikit di atas posisi telinga
untuk menangkap sinyal-sinyal yang keluar dari sel-sel
otak.

Chip tersebut bisa menangkap sinyal-sinyal yang berasal
dari sekitar 50 – 150 saraf otak. Lantas, diteruskan ke
suatu alat pengubah data digital, dengan menggunakan kabel
fiber optik. Sinyal-sinyal digital itu dihubungkan ke
sebuah komputer. Hasilnya, seorang yang mengalami
kelumpuhan saraf-saraf otot bisa memberikan perintah yang
ada di benaknya lewat komputer tersebut.

Penelitian yang dilakukan oleh sebuah lembaga benama
Cyberkinetics di Amerika Serikat menunjukkan bahwa si
pasien yang lumpuh itu bisa melakukan banyak hal lewat
bantuan alat tersebut. Di antaranya, dia bisa
mengoperasikan komputer cukup dengan kehendaknya saja.

Dia juga bisa mematikan dan menghidupkan lampu, televisi,
radio, dan memainkan video games, serta beberapa peralatan
elektronik hanya dengan menggunakan pikirannya. Bahkan
perkembangan berikutnya, ia bisa menggerakkan tangannya
dengan bantuan alat tersebut.

Manusia telah berhasil membuktikan bahwa otak memancarkan
sinyal-sinyal listrik yang memiliki makna sesuai dengan apa
yang sedang dipikirkan. Karena itu, bisa diukur. Di
dalamnya tersimpan energi tak terbatas yang bergantung
kepada bisa tidaknya kita menerjemahkan sinyal pikiran itu
lewat peralatan peralatan mutakhir..

Maka, orang bisa bermimpi dan berimajinasi apa saja dengan
pikirannya. Kalau imajinasi itu bisa diterjermahkan tanpa
batas juga, dengan menggunakan peralatan yang semakin
canggih, maka energi yang tersimpan di dalam perintah itu
pun bakal menjadi kenyataan.

1 komentar:

  1. Raging Bull: The Lost Legacy of Casinos - Dr.MCD
    The Lost Legacy of 경상북도 출장안마 Casinos · The Lost Legacy 강원도 출장안마 of Casinos · 광명 출장안마 The Lost 천안 출장샵 Legacy of Casinos · The Lost Legacy of Casinos · The Lost Legacy 안산 출장마사지 of Casino

    BalasHapus